Jumat, 07 Juni 2013

QUIZ BIOASIK


Setelah kita belajar mengenai PTERIDOPHYTA dan BRYOPHYTA ...
ini aku buatin Quiz ... untuk mengasah otak apakah kamu udah menguasai materi ini apa belum  ???

So, Let's TRY THIS QUIZ !!

Senin, 03 Juni 2013

ALGA MIKROSKOPIS

FOTO-FOTO ALGA MIKROSKOPIS yang kami temukan di 5 sample air yaitu :
1. Air es
2. Air galon
3. Air kolam hijau
4. Air laut
5. Air sawah
ini saya share fotonyaa duluu yaaaa
untuk next saya akan unduh laporan lengkapnya ,,
so, stay tune ..

1. AIR ES






















2. AIR GALON





















3. AIR KOLAM HIJAU


























4. AIR LAUT



























5. AIR SAWAH



Link Jurnal Keren !!

Ini aku share-in jurnal-jurnal kereeeeen, komplit, dan tentunyaaa berkualitas ...


disini ada macem-macem jurnal , seperti makul :
1. BIOLOGI
2. TAKSONOMI
3. PENGETAHUAN LINGKUNGAN
4. KIMIA DASAR, dan

5. PKn


No
Nama Jurnal
Mata Kuliah
1.


Biologi
2.


Taksonomi
3.


Taksonomi
4.


Taksonomi
5.

PENGEMBANGAN MEDIA PENGAJARAN MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN BERBASIS MULTIMEDIA



Pengetahuan Lingkungan
6.


Taksonomi
7.

PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH



Pengetahuan Lingkungan
8.

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PRODUKSI SOSIS JAMUR TIRAM PADA SKALA INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS DI BUDIDAYA JAMUR TIRAM ‘WAHYU’ KOTA MOJOKERTO).

 


Taksonomi
9.
Biologi umum
10.

TAXONOMIC AND NOMENCLATURAL NOTES ON AQUILEGIA L. (RANUNCULACEAE)

Taksonomi
11.

PEMBUATAN KECAP LAMTORO

Taksonomi
12.

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

Taksonomi tumbuhan
13.

KLASIFIKASI

Taksonomi
14.

PEMBELAJARAN TAKSONOMI FAUNA DI PERGURUAN TINGGI

Taksonomi
15.
Taksonomi
16.
Pengetahuan Lingkungan
17.
Pengetahuan Lingkungan
18.
Pengetahuan Lingkungan
19.
Pengetahuan Lingkungan
20.
Kimia Dasar
21.

Kimia Dasar
22.
Kimia Dasar
23.
Kimia Dasar
24.
Kimia Dasar
25.
Pkn
26.
Pkn
27.
Taksonomi
28.
Taksonomi
29.
Taksonomi
30.
Taksonomi

Sabtu, 01 Juni 2013

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM - EGGOLOGY



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutnya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrasinya tinggi melalui selaput permeabel.
Jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan kami melakukan eksperimen ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses osmosis yang terjadi di telur.

1.3.Rumusan Masalah
1.      Apakah terjadi peristiwa osmosis setelah telur ayam direndam cuka setelah itu direndam air, dan larutan gula ?
2.      Apa fungsi larutan cuka ?
3.      Untuk apa dilakukan pengukuran pH ?

1.4.Tanggal Praktikum
Sabtu, 15 Desember 2012 dan Sabtu, 22 Desember 2012

1.5.Alat dan bahan


1.      Telur ayam 2 butir
2.      Air ( aquades )
3.      Cuka
4.      Larutan gula
5.      Tali ( benang )
6.      Wadah (toples)
7.      Penutup wadah
8.      Beker glas
9.      Gunting
10.  Penjepit
11.  Penggaris



1.6.Cara Kerja
1.      Catat diameter telur (menggunakan benang), tekstur telur, dan warna telur di tabel data pengamatan.
2.      Masukkan kedua telur tersebut ke wadah yang berbeda lalu tuangkan cuka sampai telur tenggelam.
3.      Tutup wadah dengan penutup dan beri tanda masing-masing telur.
4.      Diamkan selama seminggu.
5.      Setelah seminggu, buang air cuka tersebut dan cuci bersih kedua telur tersebut. Lalu catat hasil perubahannya.
6.      Setelah telur dicuci bersih, siapkan 2 wadah yang berisi air dan larutan gula.
7.      Masukkan kedua telur tersebut ke wadah yang berisi air dan larutan gula.
8.      Diamkan lagi selama seminggu.
9.      Setelah seminggu, cium bau air dan air gula dan hitung air  pH menggunakan indikator universal.
10.  Buang air tersebut lalu cuci bersih kedua telur dan taruh ke dalam beker glas.
11.  Catat diameter, tekstur, dan warna telur tersebut.
12.  Belah telur tersebut menggunakan gunting dan penjepit serta amati dan catat perubahannya.
13.  Ukur pH telur tersebut dan catat hasilnya.



BAB II
PEMBAHASAN

3.1.Data Pengamatan
Data 1
Perubahan
Sebelum direndam cuka
Setelah direndam cuka
Tesktur
Kulit keras
Kenyal
Warna
Coklat
Warna kulit telur memudar, menjadi putih
Diameter (telur 1)
16
17,5
Diameter (telur 2)
14,5
16,5

Data 2
Perubahan
Air gula
Air biasa
Bau
Tidak bau gula dan sedikit bau cuka
Masih berbau cuka
Ph cairan
3 (asam)
3 (asam)
Warna luar telur
Kecoklatan
Tetap putih
Tekstur
Kenyal berair
Kenyal padat
Diameter
18 cm
16,5 cm
Cangkang
Sudah tidak ada, tinggal kulit
Sudah tidak ada, tinggal kulit
Tekstur  dalam telur
Kenyal, lembek
Kenyal, lembek
Ph dalam telur
4 (asam)
4 (asam)
Warna dalam telur
Tetap putih
Tetap putih

            Data 3
perubahan
Sirup warna orange
Sirup warna merah
susu
buavita
Teh
Bau
Bau yang lain (setengah sirup setengah telur)
Air sirup+cuka
Bau cuka+bau susu basi
Bau larutan cuka agak asam,
Bau agak menyengat
Ph cairan
3
3
3
3
4
Warna luar telur
Orange
Merah
Putih
Kuning kecoklatan
Coklat
Tekstur
Permukaan halus, kenyal, lentur, membesar, bentuk lonjong
kenyal
kenyal
kenyal
Kenyal tapi agak keras
Diameter
19,1 cm
15,6 cm

16,5 cm
15 cm
Cangkang
Tidak ada tapi ada kulit ari warna orange
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Masih ada cangkang
Tekstur  dalam telur
Lembek, kuning telur encer, warna kuning muda. Seperti telur setengah matang
seperti telur matang
Seperti telur matang
Seperti telur matang
Baik tidak hancur
Ph dalam telur
3
4
4
4
4
Warna dalam telur
putih
putih
putih
Putih
Putih

3.2.Pembahasan
Osmosis adalah perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh partikel-partikel tertentu. Sedangkan tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat.Pada praktikum ini, kami menggunakan larutan gula dan aquades. Selaput membran telur diperoleh dari telur yang telah direndam selama 7 hari. Perendaman ini dilakukan untuk mengambil selaput telur karena itu perlu penghilangan cangkang yang mengandung kapus (CaCO3) dengan menggunakan asam cuka, asam cuka melarutkan cangkang dan akan menimbulkan gas-gas atau gelembung-gelembung CO2 yang berada di sekitar cangkang. Cangkang akan terkelupas dan menyisakan telur tanpa cangkang.
Adapun larutan gula adalah larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi. Larutan gula atau sukrosa yang diisi dalam tabung reaksi yang dimisalkan sebagai cairan sitoplasma sel, sedangkan selaput membran telur digunakan sebagai membran pembatas dari sitoplasma larutan sukrosa tadi.Mengapa selaput telur yang digunakan sebagai membran pembatas?  Karena selaput telur  mempunyai struktur berupa membran sel pada umumnya dengan ciri susunan fosfolipid bilayer dengan protein. Fosfolopid bilayer berperan sebagai membran selektif permeabel dari kerja osmosis. Sedangkan aquadest berperan sebagai air dalam lingkungan luar sel.
Berdasarkan hasil percobaan yang kami masukkan dalam tabel, dapat dilihat adanya perubahan bentuk telur yang telur bertambah besar setelah direndam air gula selama seminggu. Hal ini menandakan adanya peristiwa osmosis yaitu mengalirnya zat cair dalam hal ini pelarut (aquades) melalui membran semi permeabel (selaput kulit ari telur) dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah.
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCOyang nantinya CaCO3 ini dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka. Air memiliki rumus kimia  H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi dengan cangkang telur atau CaCO3. Hal ini dibuktikan dengan hasil praktikum kami yang hasilnya diameter telur tidak berubah masih sama sebelumnya jadi menandakan tidak terjadi osmosis.

Dari praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil perbedaan pengukuran Ph air larutan gula dan Ph air biasa dan Ph dalam telur, yaitu untuk pengukuran Ph air gula dan Ph air biasa  yaitu 3 yang berarti bersifat asam, dan untuk pengukuran Ph dalam telur yaitu 4 yang berarti bersifat asam. Hal ini menunjukan bahwa larutan air gula dan air biasa lebih bersifat asam dibandingkan Ph dalam telur. Sehinnga terjadi peristiwa osmosis yang dari larutan hipertonis ke larutan yang hipotonis.
                                                                


                                                                           BAB III
PENUTUP

Itulah mengapa cangkang telur bisa larut terhadap cuka. Sedangkan jika direaksikan CaCO3  dengan H2O maka tidak menghasilkan hasil reaksinya.
Ketika telur diberikan atau direndam menggunakan asam asetat atau cuka dapur, maka akan terjadi reaksi kimia. Pada cangkang telur mengandung mengandung kalsium karbonat. Kalsium karbonat (CaCO3) inilah yang bereaksi dengan asam asetat atau cuka dapur membentuk ion kalsium dalam larutan sedangkan karbonat terurai menjadi CO2.
CO2 yang dihasilkan dapat di amati ddari gas-gas yang terbentuk pada saat penambahan asam asetat atau cuka dapur. Sedangkan telur menjadi seperti karet karena, sebagian asam asetat menembus atau menyelinap masuk melalui membran telur. Masuknya asam asetat ke dalam telur terjadi secara osmosis yaitu aliran suatu zat terlarut dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi osmosis
1.      Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2.      Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3.      Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membrsn yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4.      Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan memlaui satu membran yang nipis adalah lebih cepat.
5.      Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.